Rabu, 18 April 2012

KETILANG DI DARAT

sebenernya ini cerita udah agak lama. sekitar akhir tahunan 2011 lalu. seperti biasa, saya mudik 2 minggu sekali. melewati rute yang sama. jogja-wonosari-pracimantoro-pacitan. dengan berkendara mio merah tersayang, yang saya pacu dengan kecepatan 80/km/jam, saya berangkat dari kos sekitar jam 8an. dengan harapan pukul setengah sebelas saya telah sampai rumah.
as you know, meski masih pagi jalanan jogja cukup macet. hal ini menuntut kita untuk lebih lihai dalam meliuk-liukkan si jago merah.
sesampainya di pos sebelah jembatan pas udah lepas patuk tiba-tiba seorang polisi melambai kearah saya menyuruh saya menepi. saya yang merasa tidak berbuat kesalahan langsung menepikan motor. dan dimulailah adegan tilang kutilang itu.
pak polisi : selamat pagi mbak? ( sembari hormat kayak pas upacara) bisa perlihatkan surat-suratnya.
saya : (melongo bentar. keder. kemudian bergegas mengambil dompet ditas.) salah saya apa ya pak?
pak polisi yang agak kurus: tadi mbaknya melanggar lalu linta dengan melindas marka yang tidak putus-putus mbak. mbaknya bisa kepos sebentar.
setelah berkata demikian, bapak polisi yang kurus itu menggiring saya kepos, seperti gembala yang menggiring dombanya untuk pulang ke kandang. hikssss
sebenernya saya mau mengelak. wong saya tisak merasa nglindes kok. tapi polisi yang ada sekitar 7 orangan, keder juga dong gue dikeroyok polisi segitu banyak. akhirnya gue nurut aja.
sesampainya dikandang eh dipos, saya dihadapkan kepada dua orang pak polisi yang agak tua, yang satu bertubuh tambun dan yang satu bertubuh sedang. sedangkan pak polisi yang tadi menggiring saya malah keluar untuk mencari mangsa lagi. tak lama kemudian polisi itu pergi menggunakan motor. tinggalah kami bertiga didalam pos. saya, pak polisi tambun dan pak polisi yang enggak agak tambun. nah loh
kemudian dimulailah tawar menawar ala mbok-mbok dipasar
pak polisi tambun: mau mudik ya mbak?
saya: (lo pikir??mau kesawah??batin saya dongkol setengah mampus. tapi jawaban itu cma dalam hati doang. yang keluar dari mulut saya malah kata-kata lemah lembut bak korban merapi.) iya pak, mau mudik kepacitan. ini udah ditunggu sama ibuk dirumah.
pak polisi lagi: wah pacitan. jauh ya? (sok perhatian)
saya: nggak biasa aja pak
pak polisi:



better never than late

buat gue, prepare make perfect. artinya, kesempurnaan itu karena persiapan yang bagus. gue, seumur-umur gue sekolah, paling nggak suka telat, better never than late, itu bagi gue. telat itu artinya, bangun kesiangan, tegesa-gesa, nggak bisa ,menikmati syahdunya pagi dikamar mandi, (syukur-syukur masih bisa mandi, terkadang orang telat nggak bisa mandi), nahan mules selama jam kulia, ngebut gila-gilaan, lari-lari dan udah nggak dapet feel selama pelajaran.
pagi ini, gue ujian macapatan jam 07.00. dengan dosen yang disiplin. dan gue, fyi, semaleman gua nggak tidur. gue baru bisa tidur setelah jam 4 pagi, abis gue nonton bola. seperti biasa, gue setel alarm jam 6 pagi, tapi rupanya hari ini, alarm sialan itu khianatin gue, gue baru bangun setelah jam 07.30. naaaah, super telat kan. bangun syok, dengan sms bejibun dari temen2 ngingetin kalo skg ujian. gue langsung kebut-kebutan, kekamar mandi, lap muka, ganti baju, trus ugal-ugalan berangkat, catet, nggak pake mandi, nggak pake make up.
ujian gue dilantai tiga, bisa lo bayangin, gue jatuh bangun naik tangga, tapi untungnya gue masih bisa ikut ujian. gue dateng dengan lari-lari. gue ngerasa jantung gue kayak mau jebol. nggak pernah gue secapek ini, gue jadi parno, takut kalo pingsan. lebai po? nggak
gue bukan spesialis telatan, makanya telat kali ini udah sukses bikin gue step jantung, langsung deh mikir yang parno-parno, gimana kalo gue diusir dari kelas, gimana kalo dipermaluin didepan kelas, gimana kalo gue harus ngulang, dan ahhhh
tapi ternyata semua itu nggak terjadi, gue patut bersyukur doong, alhamdulilah
meski cukup semrawut hari gue, tapi gue juga seneng, gue jadi tau, ternyata temen gue peduli sama gue, ketika gue nggak hadir dikelas...
dalam hidup gue, gue selalu berusaha untuk menolong orang lain, saat dijalan, dikelas, saat ujian etc, bukan gue mau pamer atau umuk, bukan juga gue ada pamrih. gue selalu diajarin sama ortu gue untuk menolong orang lain, meski nggak kenal sekalipun, untuk apa, biar ketika gue butuh pertolongan, Tuhan juga mengirimkan seseorang sebagai perantara bantuannya, bukannya mau pamrih, tapi itulah, Allah SWT selalu memberi apa yang telah kita berikan kepada orang lain, beeeeh, belepotan amat,
pokoknya intinya gini, ga bakalan rugi lo berbuat baik untuk orang lain, karena kebaikan itu nantinya juga akan kembali kekita, so buat temen2 gue yang sekarang masih nggak peduli dan care dgn orang lain, cobalah untuk belajar care.
and now, setelah perjuangan berat gue, now here i'm,,, santai-santai di jembatan budaya, di kampus gue tercinta. bersama teman-teman gue, yuk dada babay