Kamis, 27 Oktober 2011

AKU PEDULI KAMU LOOOH

berawal dari keprihatinan saya terhadap salah seorang teman saya yang dari gejala-gejalanya mengidap penyakit ini, maka sekarang saya postingkan artiket tentang penyakit ini. oia, buat pembaca, mohon doanya yah, semoga teman saya itu cepet sembuh, dan bisa hidup normal kayak manusia pada umumnya. amin




Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan. Pria sering mengalami awitan yang lebih awal daripada wanita.
Faktor resiko penyakit ini termasuk :
  1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
  2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas.
  3. Stress lingkungan
  4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang sangat kecil.
  5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini
Mengenal Penyakit Skizofrenia
Penyakit Skizofrenia Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah diketahui menjadi penyebab skizofrenia. Penyakit ini mungkin mewakili sekelompok heterogen gangguan yang mempunyai gejala-gejala serupa. Secara genetik, sekurang-kurangnya beberapa individu penderita skizofrenia mempunyai kerentanan genetic herediter. Kemungkinan menderita gangguan ini meningkat dengan adanya kedekatan genetic dengan, dan beratnya penyakit, probandnya. Penelitian Computed Tomography (CT) otak dan penelitian post mortem mengungkapkan perbedaan-perbedaan otak penderita skizofrenia dari otak normal walau pun belum ditemukan pola yang konsisten. Penelitian aliran darah, glukografi, dan Brain Electrical Activity Mapping (BEAM) mengungkapkan turunnya aktivitas lobus frontal pada beberapa individu penderita skizofrenia. Status hiperdopaminergik yang khas untuk traktus mesolimbik (area tegmentalis ventralis di otak tengah ke berbagai struktur limbic) menjadi penjelasan patofisiologis yang paling luas diterima untuk skizofrenia.
Semua tanda dan gejala skizofrenia telah ditemukan pada orang-orang bukan penderita skizofrenia akibat lesi system syaraf pusat atau akibat gangguan fisik lainnya. Gejala dan tanda psikotik tidak satu pun khas pada semua penderita skizofrenia. Hal ini menyebabkan sulitnya menegakkan diagnosis pasti untuk gangguan skizofrenia. Keputusan klinis diambil berdasarkan sebagian pada
  1. Tanda dan gejala yang ada
  2. Rriwayat psikiatri
  3. Setelah menyingkirkan semua etiologi organic yang nyata seperti keracunan dan putus obat akut.
Terapi Penyakit Skizofrenia
Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah disbanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.
Hal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.
Tujuannya adalah :
  1. Pendidikan pasien dan keluarga tentang sifat-sifat gangguan skizofrenia.
  2. Mengurangi rasa bersalah penderita atas timbulnya penyakit ini. Bantu penderita memandang bahwa skizofrenia adalah gangguan otak.
  3. Mempertinggi toleransi keluarga akan perilaku disfungsional yang tidak berbahaya. Kecaman dari keluarga dapat berkaitan erat dengan relaps.
  4. Mengurangi keterlibatan orang tua dalam kehidupan emosional penderita. Keterlibatan yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko relaps.
  5. Mengidentifikasi perilaku problematik pada penderita dan anggota keluarga lainnya dan memperjelas pedoman bagi penderita dan keluarga.
Psikodinamik atau berorientasi insight belum terbukti memberikan keuntungan bagi individu skizofrenia. Cara ini malahan memperlambat kemajuan. Terapi individual menguntungkan bila dipusatkan pada penatalaksanaan stress atau mempertinggi kemampuan social spesifik, serta bila berlangsung dalam konteks hubungan terapeutik yang ditandai dengan empati, rasa hormat positif, dan ikhlas. Pemahaman yang empatis terhadap kebingungan penderita, ketakutan-ketakutannya, dan demoralisasinya amat penting dilakukan.
Prognosis Penyakit Skizofrenia
Fase residual sering mengikuti remisi gejala psikotik yang tampil penuh, terutama selama tahun-tahun awal gangguan ini. Gejala dan tanda selama fase ini mirip dengan gejala dan tanda pada fase prodromal; gejala-gejala psikotik ringan menetap pada sekitar separuh penderita. Penyembuhan total yang berlangsung sekurang-kurangnya tiga tahun terjadi pada 10% pasien, sedangkan perbaikan yang bermakna terjadi pada sekitar dua per tiga kasus. Banyak penderita skizofrenia mengalami eksaserbasi intermitten, terutama sebagai respon terhadap situasi lingkungan yang penuh stress. Pria biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia meninggal karena bunuh diri.
Prognosis baik berhubungan dengan tidak adanya gangguan perilaku prodromal, pencetus lingkungan yang jelas, awitan mendadak, awitan pada usia pertengahan, adanya konfusi, riwayat untuk gangguan afek, dan system dukungan yang tidak kritis dan tidak terlalu intrusive. Skizofrenia Tipe I tidak selalu mempunyai prognosis yang lebih baik disbanding Skizofrenia Tipe II. Sekitar 70% penderita skizofrenia yang berada dalam remisi mengalami relaps dalam satu tahun. Untuk itu, terapi selamanya diwajibkan pada kebanyakan kasus.
forumsains.com


salon ala h-40

Konon kisah ini(hahahah,,,jadi kayak pembukaan legenda apaaaa gitu) berawal dari salah seorang mbak kos saya yang sebut saja namanya buluk ( bukan nama sebenarnya) yang ingin potong rambut. Pada awalnya ia ingin potong rambut tapi secara rahasia agar tidak diledeki anak kos lain. Ia memutuskan untuk memotong rambutnya didalam kamar dan meminta bantuan mbak kos saya yang lain yang bernama yohanduk (bukan nama sebenarnya juga). Setelah semua perjanjian disetujui dan materai telah ditempel maka dimulailah ritual pemotongan rambut itu. Sebelum gunting menyentuh kepalanya, buluk telah mewanti-wanti agar jangan dipotong terlalu pendek.
Kres...kres...kres....
Gunting sana....gunting sini.....
Belum lama dipotong, buluk merasakan suatu keganjilan dikepalanya. Ia merasa kepalanya berat sebelah. Segera saja ia meraih kaca yang ada disampingnya dan melihat rambutnya yang dipermak oleh mbak yohanduk.
Tiba-tiba terdengar teriakan yang membahana didalam kos. Rupanya buluk sangat histeris sekali melihat hasil pekerjaan mbak yohanduk yang tampak acak adut dalam memotong. Bop bukan...segi bukan....bahkan mohawk juga bukan...benar-benar bukan trend rambut yang diperkenalkan oleh Rudy Hadisuwarno tahun ini. Rambut depan acak-acakan dan rambut belakangnya separuh panjang separuhnya lagi pendek. Buluk tak kuasa melihat perubahan rambutnya. Sembari memegangi dadanya ia tergopoh-gopoh masuk kekamar nomor enam yang tak lain dan tak bukan adalah kamar eike, ia meminta tolong saya untuk memperbaharui potongannya. Sebagai adik kos yang baik hati, gemar menabung dan suka menolong, maka dengan semangat empat lima enam tujuh lapan saya menuju kamar buluk. Menghadapi pasien yang agak depresi seperti ini kita memang harus hati-hati. Saya pelajari dulu kasusnya baru membuat sebuah hipotesa. Setelah saya analisis sebentar akhirnya saya menarik sebuah kesimpulan tentang apa-apa saja yang harus saya perbuat. Pertama saya tenangkan dulu jiwanya yang tergoncang beberapa skala richter tadi. Saya zoom (baca:besarkan) hatinya. Dengan lagak seperti hairstylish di salon minche sayapun mulai memotongnya. Tak lama kemudian
Kres....kres...kres.....
Gunting sana...gunting sini....
Terdengar kembali teriakan yang lebih membahana dari teriakan sebelumnya. Jika distatistikkan dalam tingkatan oktaf, teriakan ini tergolong dalam kelas sembilan oktaf, menyaingi suara mariah carey. Teriakan ini tentu membuat semua pihak terkejut. Utamanya saya yang berdiri disampinganya sembari memegang gunting *ya iyalah pegang gunting, orang habis motong rambut, masak pegang pisau, emang habis nyembelih kebo setelah saya pertanyakan dengan penuh keraguan, rupanya yang membuat empunya mulut berteriak adalah hasil potongan saya. Kemudian saya perhatikan lagi hasil pekerjaan saya dari berbagai sudut untuk mencari letak kesalahanya. Buseeeeeeet. Ini mah namanya parah. Radiculous banget. Tuh rambut jadi tambah absurd. Saya jadi maklum kenapa tadi buluk sampe sehisteris itu. Kini buluk tak lagi nampak seperti buluk lagi. ohhhhhhh, apakah dia berubah jadi kingkong??? Ataukah hulk??? Oohhh noooooo.. kini bentuknya malah lebih mirip samo hung. Hahahaha. Sontak saja, kosan menjadi geger, tak ada makhluk yang tak tertawa melihat hal itu. Namun ada hikmah dibalik tragedi ini, buluk selalu memakai jilbabnya ketika keluar kamar. Bahkan Cuma kelantai bawah buat nonton tv aja, dia kalang kabut kalo lupa belum pake jilbab *secara kan biasanya dia seenak jidatnya dia ombar-amber ngalor ngidul gak jilbapan,,mbresuh cing.
Nb: tak ada kebo yang terluka dalam tragedi ini

Senin, 24 Oktober 2011

amazing !!!

pertama kali terjadi dalam jagat perkuliahan saya,,,,apakah itu???eng ing eng,,,,berangkat satu jam sebelum kuliah dimulai,,,rekor tauk,,kan biasanya telat,haha, tapi sebenernya berangkat lebih awal pun juga bukan semata-mata karena ingin terlihat rajin, tapi ada udang dibalik mendoan. (lha kok???) gini, sebenernya, aku berangkat lebih pagi itu karenaaaa, kareeeena, mau wifian dikampus...hahahahaah, (capek dweh) habis kalo pakek modem dikos lemot buanget sih, udah kayak kura-kura manjat gunung semeru. padahal pakeeek telkom flash lho (hahaha,,,entah ini termasuk promosi apa pencemaran nama baik telkomsel deh). ya kalo promosi ya harusnya aku dapet fee nih dari orang telkomsel, kao nggak minimal ngegantiin sule jadi bintang iklannya kek (ngarep!!), tapiiii, kalo tergolong pencemaran nama baik,tolong dooong, jangan dituntut yahh,,telkomsel baik dweeeeh,,hehe,,piss yahhh
yasudahlah, lupain dweh masalah telkomsel. oia, biar tahu, tujuan dari wifian dikampus ini tak lain dan tak bukan adalah untuk main the sims,,,haahahah (gubraaaaakkk!!!)
jadi gini nih, anak-anak dikelasku lagi getol-getolnya main the sims,,nggak cewek nggak cowok pada gendeng ama tu game. abis asik getoooh, bisa ngatur semau jidat kita sendiri. bahkan kita rela bolos kuliah cuma buat ngegame bareng-bareng didepan kantor jurusan...hahahah parah kan, gimana mau maju nih negara kalo generasinya kek gini, dan itu termasuk aku (tettot). hahahah
ah, udah dulu ya,,dosennya dah dateng nih,,,seyuuuuuuuuuu

baru lhoooooo,,,,suer!!!!

hahahha,,,ini blog emang baru,,,suer,,,(emang ada yang peduli juga mo blog ini baru ato kagak,,,hahah). usut punya usut mengapa blog ini baru ternyata karena aku lupa pasword blog ku yang lama (cerita lama kaleee). haha, terserahlah mo percaya mo enggak, habis banyak banget sih pasword yang kudu diinget, dari mulai pasword fb, twitter, atm, sampe portal akademik,,,hadeeeeeeh. eits,,,aku sholat subuh dulu deh,,udah jam 5 neeeh,,yaaakkk,,,
tereeeeeeeeeeeeet...kembali lagi (kok cepet??) iya donk, kan sholat subuh cuma 2 rekaat, gak ada lima menit juga udah selesei,,,hahaha. oiaoiaoia, sampe mana tadi, pasword ya?? jadi gini, karena blog baru, jadi ya semuanya masih dalam bentuk standar lah,,,(udah keliatan kaleee dari tampilannya) hahahaha, baguslah kalo pada tahu,,,betewe eniwe baswe, aku jadi bingung ini cerita dari sudut pandang mana sih?? orang pertama, orang kedua, orang ketiga ato dari sudut pandang 5 derajat???
hmmmm, jadi bingung mau ngapain neh,,,mau tidur bisa tidur gara-gara semalem minum kopi. ini kopi tokcer banget yak, cuma secangkir tapi udah sukses bikin melek semaleman. (gak promosi looh) emang begitu adanya dalam goresan pena, ia suratkan berkala padakuuuu, tak pernah berhenti mencintaimu, seluruh jiwa raga hati, meskipun samar, siapakah gerangan diriiiiinyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, loh loh loh, kok suaranya berubah jadi suaranya fadli sih, apa jangan-jangan rohnya fadli nyusup kebadankau, gileeeeeeee, transfer roh udah kayak transfer duit, jakarta-jogja cuma semenit,,,,jaman globalisasi gitu loooh
aduhhhh, sebel deh, masak loading the sims di fb sejam gak selesei-selesei sih, apanya yak yang bermasalah. jangan-jangan pulsanya abis lagi,,hadeeeeh,,,enakan pakek wifi dikampus dehh  (hadeeeeh,capek deeeh, emang dasar pelit aja, milih yang gretong,,,hahahah)

Jumat, 21 Oktober 2011

buat yang lagi nyari-nyari materi tentang kultur jaringan niiih


Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi
1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
3. Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.
Tabel 1. Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)

1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. 
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1)    Pembuatan media
2)    Inisiasi
3)    Sterilisasi
4)    Multiplikasi
5)    Pengakaran
6)    Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.  
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). 
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. 
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat c
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN
KULTUR JARINGAN
¨ Pengadaan bibit tidak tergantung musim
¨ Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari
satu mata tunas yang sudah respon dalam 1
tahun dapat dihasilkan minimal 10.000
planlet/bibit)
¨ Bibit yang dihasilkan seragam
¨ Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (meng
gunakan organ tertentu)
¨ Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah
dan mudah
¨ Dalam proses pembibitan bebas dari gang
guan hama, penyakit, dan deraan lingkungan
lainnya
KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh
menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan
tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim
diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.

4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.