Kamis, 27 Oktober 2011

salon ala h-40

Konon kisah ini(hahahah,,,jadi kayak pembukaan legenda apaaaa gitu) berawal dari salah seorang mbak kos saya yang sebut saja namanya buluk ( bukan nama sebenarnya) yang ingin potong rambut. Pada awalnya ia ingin potong rambut tapi secara rahasia agar tidak diledeki anak kos lain. Ia memutuskan untuk memotong rambutnya didalam kamar dan meminta bantuan mbak kos saya yang lain yang bernama yohanduk (bukan nama sebenarnya juga). Setelah semua perjanjian disetujui dan materai telah ditempel maka dimulailah ritual pemotongan rambut itu. Sebelum gunting menyentuh kepalanya, buluk telah mewanti-wanti agar jangan dipotong terlalu pendek.
Kres...kres...kres....
Gunting sana....gunting sini.....
Belum lama dipotong, buluk merasakan suatu keganjilan dikepalanya. Ia merasa kepalanya berat sebelah. Segera saja ia meraih kaca yang ada disampingnya dan melihat rambutnya yang dipermak oleh mbak yohanduk.
Tiba-tiba terdengar teriakan yang membahana didalam kos. Rupanya buluk sangat histeris sekali melihat hasil pekerjaan mbak yohanduk yang tampak acak adut dalam memotong. Bop bukan...segi bukan....bahkan mohawk juga bukan...benar-benar bukan trend rambut yang diperkenalkan oleh Rudy Hadisuwarno tahun ini. Rambut depan acak-acakan dan rambut belakangnya separuh panjang separuhnya lagi pendek. Buluk tak kuasa melihat perubahan rambutnya. Sembari memegangi dadanya ia tergopoh-gopoh masuk kekamar nomor enam yang tak lain dan tak bukan adalah kamar eike, ia meminta tolong saya untuk memperbaharui potongannya. Sebagai adik kos yang baik hati, gemar menabung dan suka menolong, maka dengan semangat empat lima enam tujuh lapan saya menuju kamar buluk. Menghadapi pasien yang agak depresi seperti ini kita memang harus hati-hati. Saya pelajari dulu kasusnya baru membuat sebuah hipotesa. Setelah saya analisis sebentar akhirnya saya menarik sebuah kesimpulan tentang apa-apa saja yang harus saya perbuat. Pertama saya tenangkan dulu jiwanya yang tergoncang beberapa skala richter tadi. Saya zoom (baca:besarkan) hatinya. Dengan lagak seperti hairstylish di salon minche sayapun mulai memotongnya. Tak lama kemudian
Kres....kres...kres.....
Gunting sana...gunting sini....
Terdengar kembali teriakan yang lebih membahana dari teriakan sebelumnya. Jika distatistikkan dalam tingkatan oktaf, teriakan ini tergolong dalam kelas sembilan oktaf, menyaingi suara mariah carey. Teriakan ini tentu membuat semua pihak terkejut. Utamanya saya yang berdiri disampinganya sembari memegang gunting *ya iyalah pegang gunting, orang habis motong rambut, masak pegang pisau, emang habis nyembelih kebo setelah saya pertanyakan dengan penuh keraguan, rupanya yang membuat empunya mulut berteriak adalah hasil potongan saya. Kemudian saya perhatikan lagi hasil pekerjaan saya dari berbagai sudut untuk mencari letak kesalahanya. Buseeeeeeet. Ini mah namanya parah. Radiculous banget. Tuh rambut jadi tambah absurd. Saya jadi maklum kenapa tadi buluk sampe sehisteris itu. Kini buluk tak lagi nampak seperti buluk lagi. ohhhhhhh, apakah dia berubah jadi kingkong??? Ataukah hulk??? Oohhh noooooo.. kini bentuknya malah lebih mirip samo hung. Hahahaha. Sontak saja, kosan menjadi geger, tak ada makhluk yang tak tertawa melihat hal itu. Namun ada hikmah dibalik tragedi ini, buluk selalu memakai jilbabnya ketika keluar kamar. Bahkan Cuma kelantai bawah buat nonton tv aja, dia kalang kabut kalo lupa belum pake jilbab *secara kan biasanya dia seenak jidatnya dia ombar-amber ngalor ngidul gak jilbapan,,mbresuh cing.
Nb: tak ada kebo yang terluka dalam tragedi ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar