Kres...kres...kres....
Gunting sana....gunting sini.....
Belum lama dipotong, buluk
merasakan suatu keganjilan dikepalanya. Ia merasa kepalanya berat sebelah.
Segera saja ia meraih kaca yang ada disampingnya dan melihat rambutnya yang
dipermak oleh mbak yohanduk.
Tiba-tiba
terdengar teriakan yang membahana didalam kos. Rupanya buluk sangat histeris
sekali melihat hasil pekerjaan mbak yohanduk yang tampak acak adut dalam
memotong. Bop bukan...segi bukan....bahkan mohawk juga bukan...benar-benar
bukan trend rambut yang diperkenalkan oleh Rudy Hadisuwarno tahun ini. Rambut
depan acak-acakan dan rambut belakangnya separuh panjang separuhnya lagi
pendek. Buluk tak kuasa melihat perubahan rambutnya. Sembari memegangi dadanya
ia tergopoh-gopoh masuk kekamar nomor enam yang tak lain dan tak bukan adalah
kamar eike, ia meminta tolong saya untuk memperbaharui potongannya. Sebagai
adik kos yang baik hati, gemar menabung dan suka menolong, maka dengan semangat
empat lima enam tujuh lapan saya menuju kamar buluk. Menghadapi pasien yang
agak depresi seperti ini kita memang harus hati-hati. Saya pelajari dulu
kasusnya baru membuat sebuah hipotesa. Setelah saya analisis sebentar akhirnya
saya menarik sebuah kesimpulan tentang apa-apa saja yang harus saya perbuat.
Pertama saya tenangkan dulu jiwanya yang tergoncang beberapa skala richter
tadi. Saya zoom (baca:besarkan) hatinya. Dengan lagak seperti hairstylish di
salon minche sayapun mulai memotongnya. Tak lama kemudian
Kres....kres...kres.....
Gunting sana...gunting sini....
Terdengar kembali teriakan yang
lebih membahana dari teriakan sebelumnya. Jika distatistikkan dalam tingkatan
oktaf, teriakan ini tergolong dalam kelas sembilan oktaf, menyaingi suara
mariah carey. Teriakan ini tentu membuat semua pihak terkejut. Utamanya saya
yang berdiri disampinganya sembari memegang gunting *ya iyalah pegang gunting, orang habis motong rambut, masak pegang
pisau, emang habis nyembelih kebo setelah saya pertanyakan dengan penuh
keraguan, rupanya yang membuat empunya mulut berteriak adalah hasil potongan
saya. Kemudian saya perhatikan lagi hasil pekerjaan saya dari berbagai sudut
untuk mencari letak kesalahanya. Buseeeeeeet. Ini mah namanya parah. Radiculous
banget. Tuh rambut jadi tambah absurd. Saya jadi maklum kenapa tadi buluk sampe
sehisteris itu. Kini buluk tak lagi nampak seperti buluk lagi. ohhhhhhh, apakah
dia berubah jadi kingkong??? Ataukah hulk??? Oohhh noooooo.. kini bentuknya
malah lebih mirip samo hung. Hahahaha. Sontak saja, kosan menjadi geger, tak
ada makhluk yang tak tertawa melihat hal itu. Namun ada hikmah dibalik tragedi
ini, buluk selalu memakai jilbabnya ketika keluar kamar. Bahkan Cuma kelantai
bawah buat nonton tv aja, dia kalang kabut kalo lupa belum pake jilbab *secara
kan biasanya dia seenak jidatnya dia ombar-amber ngalor ngidul gak
jilbapan,,mbresuh cing.
Nb: tak ada kebo yang terluka
dalam tragedi ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar